CirebonRaya.co.id, CIREBON – Per Februari 2022, Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia kepada China tercatat mencapai 20,78 miliar dolar AS. Naik 0,76 persen dari bulan sebelumnya (month-on-month/mtm).
Kondisi ini membuat Indonesia berpotensi mengalami nasib seperti Sri Lanka yang tak mampu membayar utang kepada China.
Tumpukan utang negara ini akan menjadi warisan paling menyakitkan bagi presiden terpilih mendatang. Pasalnya, utang tersebut harus dilunasi oleh pemerintah selanjutnya.
"Utang Indonesia hampir Rp 7 ribu triliun sudah pasti akan membebani presiden pengganti Joko Widodo,” ucap pengamat politik Jamiluddin Ritonga, Senin (18/4).
Menurutnya, utang besar yang dimiliki Indonesia akan membebani anak bangsa yang dipaksa membayarnya. Sebab, sudah dipastikan Jokowi tak akan mampu melunasi utang tersebut hingga masa jabatannya berakhir pada 2024.
"Karena itu, Jokowi harus menghentikan ambisinya membangun infrastruktur. Jokowi harus sudah bijak memilih skala prioritas sehingga anggaran yang digunakan terukur manfaatnya,” tegasnya.
"Jadi, Jokowi tak boleh lagi bangga membangun karena utang. Karena siapa pun presiden akan mampu membangun kalau hanya mengandalkan utang,” imbuh Jamiluddin.
"Presiden justru dianggap hebat dengan prestasi luar biasa kalau membangun tanpa utang,” tutupnya. (RMOL)