CIREBON RAYA | BALI — Tol Mandara Bali rencananya akan menjadi uji coba pelaksanaan transaksi non tunai, yang nantinya akan diterapkan di seluruh wilayah tanah air dalam penerapan transaksi pembayaran tol.
Seperti yang diungkapkan oleh Kepala Bidang Operasi dan Pemeliharaan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Ali Rahmadi menjelaskan, di Mandara Bali ada sekitar empat gerbang tol yang beroperasi, yang mana dalam pelaksanaan uji coba akan menggunakan dua gerbang tol.
“Jika di Bali Mandara itu ada 4 gerbang, maka setengahnya akan kita coba untuk MLFF nya. Setengahnya masih tapping,” ujarnya di sela-sela diskusi “Peluang dan Tantangan Implementasi Sistem Bayar Tol Tanpa Henti” yang digagas oleh INSTRAN, Selasa (7/2).
Lebih jauh, terkait dengan gerbang untuk pengendara sepeda motor, Ali mengungkapkan, pihaknya masih menetapkan gerbang tol khusus untuk kendaraan bermotor masih menggunakan system yang lama.
“Sementara ini motor masih satu, sehingga motor masih tapping, bukan bagian dari masa transisinya. Tetapi yang transisinya adalah roda empat. Motor belum termasuk, tetapi ke depannya akan disiapkan MLFF nya juga, mereka tetap akan menggunakan aplikasi cantas ke depan,” imbuhnya.
Dia juga berharap untuk uji coba bisa dilaksanakan secepatnya. “Untuk uji coba, kami berharap dapat dilakukan lebih cepat dari bulan Juni. Kita sesuaikan dengan kondisinya nanti. Kalau form nya sudah siap, maka dalam waktu ke depannya sebelum Juni harapannya (dapat dilaksanakan),” katanya.
“RPP nya kita harapkan selesai di Maret. Untuk uji coba kita siapkan infrastrukturnya secara tuntas dan segera mungkin sebelum Juni,” lanjutnya.
Terkait dengan denda yang akan disematkan bagi para pelanggar, Ali menjelaskan pihaknya memberikan toleransi dua kali dua puluh empat jam, untuk menyelesaikan pembayaran, jika kondisi saldo e wallet tidak mencukupi, ataupun kondisi HP yang terdapat aplikasi catas mengalami gangguan, seperti sinyal dan sebagainya.
“Terkait top up 2 x 24 jam kalau denda. Tahap satu itu 2 x 24 jam, tahap dua yaitu 10 x 24 jam (10 kali lipat dari nominal biaya tol),” katanya.
“Jika kehabisan baterai, saya masuk tol, bisa ada waktu untuk pengisian top up dan sebagainya,” lanjutnya.
Aplikasi Catas yang akan digunakan nantinya menurut Ali, saat melakukan perjalanan di jalan tol, pengguna akan disiapkan rute dan system pembayarannya.
“Tols aplikasi saat melakukan journey maka akan disiapkan rutenya dan ada pemilihan sistem pembayarannya,” katanya.
Dia juga mengungkapkan, investasi untuk transisi teknologi transaksi non tunai ini mencapai Rp4,4 triliun.