CIREBON RAYA | INDRAMAYU — Harga beras yang dijual di Pasar Baru Indramayu, Jawa Barat, dikabarkan terus mengalami kenaikan. Berdasarkan informasi dari pedagang, kenaikan harga beras sudah dari tingkat pemasok.
Berdasarkan pantauan di Pasar Baru Indramayu, pada Selasa 95/9/2023), harga beras kualitas premium saat ini sekitar Rp 14 ribu per kilogram dan beras medium Rp 13 ribu per kilogram. Untuk pembelian per karung ukuran 25 kilogram, beras kualitas premium Rp 340 ribu dan beras kualitas medium Rp 320 ribu.
Sementara untuk pembelian eceran di warung-warung, harga beras medium sekitar Rp 13.500 per kilogram dan harga beras premium Rp 15 ribu per kilogram.
Menurut salah satu pemilik kios beras di Pasar Baru Indramayu, Warto (36 tahun), baru kali ini harga beras menyentuh angka Rp 14 ribu per kilogram.
“Selama saya berjualan beras, saat ini merupakan harga beras tertinggi. Sebelumnya paling mahal harga beras hanya Rp 13 ribu,” ujar pedagang yang sudah berjualan beras selama 14 tahun itu.
Warto mengatakan, kenaikan harga beras sudah terjadi dua bulan terakhir. Sebelumnya, harga beras premium masih sekitar Rp 12.500 per kilogram. Menurut dia, harga beras naik secara bertahap, dengan kisaran Rp 200 per kilogram. “Naiknya sih sedikit-sedikit, tapi hampir setiap hari,” katanya.
Meski demikian, Warto mengakui penjualan berasnya masih normal, rata-rata tiga ton per hari. Pasalnya, beras merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat. “Cuma ya pembeli pada mengeluh. Disangkanya saya naikin sendiri, padahal dari sananya (pemasok) memang sudah naik,” kata Warto
Warto menilai, kenaikan harga beras saat ini dipengaruhi mahalnya harga gabah di tingkat petani. Hal itu imbas dari menurunnya tingkat produksi yang dialami sejumlah petani akibat dampak kekeringan pada musim kemarau ini.
“Kemungkinan faktor penyebab naiknya itu banyak yang gagal panen gara-gara kekeringan. Stok juga berkurang,” ujar dia.
Warto mengaku biasanya dapat memperoleh beras dari pemasok sebanyak 15 ton. Saat ini hanya sekitar 30 ton.
“Di sananya (pemasok) memang kurang stoknya,” kata Warto. (sumber: Republika)