CIREBON RAYA | KARAWANG — Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menargetkan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin yang berada di Kawarang, Jawa Barat dapat menghasilkan 10 ribu ton ikan per tahun.
"Harapannya produksinya 1 tahun 10 ribu ton, karena satu siklus itu kan delapan bulan sehingga 1 tahun kira-kira 10 ribu ton," ujar Trenggono di Karawang, Jawa Barat, Rabu.
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) baru saja meresmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang, Jawa Barat, hari ini.
Dalam pidato presiden Jokowi mengatakan "Sebanyak 78 ribu hektare tambak udang di Pantura telah lama tidak dimanfaatkan, sementara memiliki potensi besar untuk dialihfungsikan menjadi tambak ikan nila yang produktif."
Dan presiden Jokowi juga mengapresiasi langkah Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang telah membuat model agar dapat mengetahui manfaat yang akan dihasilkan dari upaya alih fungsi, dan memperkirakan tambak ini dapat memproduksi 4 juta ton per tahun.
"Saya yakin, keberhasilan model pengembangan kawasan tambak ini kedepan dapat secara signifikan menggerakkan ekonomi lokal serta menciptakan lapangan kerja yang luas." Ujar presiden Jokowi.
Modeling ini merupakan hasil revitalisasi dari lahan tambak udang seluas 80 hektar yang sudah tidak terpakai lagi. Pengerjaan tambak tersebut, sudah dilakukan sejak 2023 dan kini sudah mendapatkan hasil panen.
Di samping itu mentri KKP Trenggono menyebut, khusus budidaya ikan nila salin di Karawang, diharapkan beratnya kurang lebih hanya 1 kilogram. Menurutnya, hal ini bertujuan agar bisa diproduksi untuk fillet atau daging tanpa tulang dan sisik.
Produksi dari ikan nila salin Karawang, 90 persen untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal, di mana saat ini mencapai 1,3 juta ton per tahun.
Lebih lanjut, Trenggono mengatakan, pasar ikan nila di Indonesia cukup besar, bahkan untuk budidaya di Karawang sudah memiliki offtaker atau pembeli hasil panen.
Oleh karenanya, pemanfaatan lahan tambak di sepanjang Pantai Utara Jawa harus terus ditambah, di mana total tambak yang bisa digunakan seluas 78 ribu hektar. Menurut Trenggono, budidaya ikan nila mampu menumbuhkan pertumbuhan ekonomi yang signifikan.
"Ada pengolahan lebih lanjut, industri banyak, bisa di-fillet. Ini kan hulu, setelah jadi dalam bentuk ekoran bisa masuk di hilir, tentu itu akan menimbulkan multiplier effect," kata Trenggono.