CIREBON RAYA | SOLO — Saat ini Indonesia baru bisa memenuhi kebutuhan produk tekstil pasar luar negeri sebesar 1,8 persen, jauh dari ekspor produk tekstil dari Vietnam yang sebesar 6 persen.
Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua I Badan Perwakilan Daerah Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jawa Tengah, Liliek Setiawan dalam acara lokakarya yang digelar Italian Trade Agency (ITA) Kantor Promosi Dagang Kedutaan Besar Italia di Solo, pada Rabu (13/11).
Guna mengejar ketertinggalan tersebut, lanjut Liliek Setiawan, Indonesia perlu mengikuti kebutuhan pasar luar negeri yang berkembang dengan cepat.
"Termasuk kebutuhan teknologi yang mendorong industri tekstil untuk lebih memperhatikan lingkungan," katanya.
Dalam kesempatan itu, Liliek Setiawan juga menyinggung bagaimana industri kita ini kalau di luar negeri itu, seberapa hijau.
"Itu yang sering kali dipertanyakan. Pasalnya, energinya pakai batu bara saja sudah tidak boleh," jelasnya.
Oleh sebab itu, Ia menilai industri tekstil Indonesia memerlukan teknologi baru untuk dapat mengejar kebutuhan pasar di luar negeri.
Dalam kesempatan ini, workshop Italian Textile Technology Indonesia diharapkan dapat memperkaya wawasan para pelaku industri tekstil lokal di Jawa Tengah yang memiliki sejarah panjang sebagai pusat produksi tekstil dan batik di Indonesia.
Pihak Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jawa Tengah, Liliek Setiawan, mengungkapkan bahwa kegiatan ini tidak hanya memfasilitasi pertemuan B2B untuk transfer teknologi, tetapi juga membuka peluang kolaborasi strategis yang dapat menjawab tantangan industri tekstil di masa depan.
“Teknologi ini tidak hanya mempercepat proses produksi, tetapi juga memberikan peluang bagi perusahaan-perusahaan tekstil untuk tetap relevan di pasar global yang semakin mengutamakan keberlanjutan,” ujarnya.
Dengan visi bersama untuk menciptakan masa depan industri tekstil yang lebih baik, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk meningkatkan standar industri tekstil Indonesia menuju tingkat yang lebih modern dan berdaya saing internasional.
Dalam giat ini terdapat 17 produsen tekstil Italia hadir untuk mempromosikan teknologi canggih mereka dengan berbagai spesialisasi di sektor tekstil, termasuk pada finishing, dyeing, non-woven, spinning, weaving, knitting, dan textile lab.
Melalui event itu diharapkan dapat menjadi wadah bagi pelaku industri tekstil untuk mendapatkan informasi terkini mengenai digitalisasi, internet of things (IoT), serta solusi berkelanjutan dalam penggunaan teknologi tekstil. (rl/R-01/sri)